Sabtu, 28 Maret 2009

Selamatkan Bumi, mulai hari ini!

Pameo yang diyakini oleh kalangan masyarakat adalah bumi dan segala kekayaannya merupakan warisan nenek moyang, sehingga bisa dieksploitasi habis-habisan untuk alasan bisnis ataupun pemenuhan kebutuhan perut manusia. Padahal bukan demikian, justru bumi dan segala sumber dayanya merupakan titipan anak cucu kita, yang harus kita jaga kelestariannya.

Praktek bisnis yang mengharuskan bumi ‘diperkosa’ dan ‘dijarah’ dengan semena-mena oleh modal-modal besar. Lalu dilupakan begitu saja kala semua sumber daya di keruk habis. Para pengguna sumber daya tersebut sering lupa untuk mengembalikan kelestarian alam. Alasan himpitan ekonomi pun lagi-lagi dijadikan kambing hitam yang dikorbankan bagi alasan perusakan tanah, hutan dan laut.

Perilaku sehari-hari masyarakat harus segera ditertibkan. Penggunaan berbagai sumber daya alam yang ada hendaknya dilakukan dengan cara yang bijaksana, dalam artian sesuai dengan kebutuhan serta mempertimbangkan aspek keberlanjutan manfaat.

Penambangan batu yang mengeruk habis bukit-bukit kecil di kaki gunung, tanpa pernah sadar bahwa itupun sedang menciptakan lubang kuburan bagi penduduk sekitar. Pihak pemerintah pun sebenarnya bukan tidak mengetahui permasalahan ini, karena mereka pula yang mengeluarkan ijin bahan gaian tersebut. Namun dalam prakteknya penyimpangan terjadi dengan sangat mengerikan. Begitu selesai diambil, kemudian ditinggalkan begitu saja. Silahkan lihat di kaki-kaki wilayah gunung jawa tengah, begitu banyak lubang-lubang lambang kerusakan lingkungan yang sangat parah.

Penggundulan hutan yang tidak mengikuti kaidah, menjadikan erosi dan kepunahan satwa menjadi momok serius bagi kelestarian lingkungan. Mengeksploitasi hutan bukan tak ada aturan, setumpuk peraturan perundang-undangan dibuat hanyaditujukan untuk emnciptakan peluang baru bagi penggundulan hutan yang lebih (tampak) legal. Bahkan sudah menjadi rahasia umum, apabila taman nasional pusat konservasi pun menyediakan lahan berburu binatang-binatang di hutan. Semua ini bisa diatur. Ada uang yang berdatangan, maka produk hukum pun bisa disesuaikan.

Lain cerita kalau bumi sudah benar-benar hancur. Semuanya habis dan kita hanya bisa mengharap minyak bumi tumpah dari langit, mengharap kayu datang berbalok-balok dari langit. Baru ketika peristiwa itu benar-benar terjadi, kita akan menyesal dan menyesali tindakan buas kita saat ini.


….. caring today, for a better tommorow

1 komentar:

  1. memang kita perlu menyelamatkan bumi demi keselamatan bersama...

    BalasHapus

Silahkan beri komentar...