Selasa, 20 Januari 2009

Penjurusan atau Penjerumusan?

Di Sekolah Menengah Atas (SMA), penjurusan merupakan hal yang mendasar untuk membentuk suatu karakter tersendiri terhadap siswa-siswi agar ke depannya akan menjadi terfokus atau terspesialisasi pada suatu bidang yang ingin digeluti atau yang dikuasai oleh seorang siswa. Dalam spesialisasi ini, di harapkan siswa-siswi dapat menjadi lebih maju dan berkembang pada bidang di mana ia merasa nyaman dan mampu pada bidang tersebut.

Namun pada kenyataannya, sistem penjurusan yang diterapkan pada SMA tidak terealisasi dengan baik, bahkan juga dipengaruhi oleh gengsi para siswa. Dulu jurusan yang ada di SMA meliputi jurusan IPA, IPS, dan Bahasa. Namun seiring dengan berjalannya waktu, jurusan Bahasa sudah tidak diminati lagi oleh siswa sehingga kebanyakan sekolah menghapus jurusan tersebut.

Sekarang, pembagian jurusan hanya ada dua pilihan yaitu, jurusan IPA dan IPS. Dalam kenyataan yang ada, kebanyakan bahkan hampir semua siswa ingin masuk jurusan IPA. Beberapa alasanya yakni bila kita di jurusan IPA, kita akan mudah mendapatkan jurusan pilihan di perguruan tinggi nanti. Dan yang paling memprihatinkan adalah masalah gengsi. Katanya jurusan IPS adalah jurusan buangan, alias tempat pembuangan siswa-siswa yang bodoh, malas, nakal, dan sebagainya. Inilah salah satu faktor yang mendominasi siswa-siswa ingin ke jurusan IPA. Katanya juga, IPS itu singkatan dari ”Ikut Perintah Setan” dan IPA singkatan dari ”Ikut Perintah Allah”. Ya pastinya semua orang memilih IPA (bercanda).

Banyak siswa yang tidak mampu pada jurusan IPA masuk jurusan IPA, bahkan ada yang sampai-sampai melakukan tindakan sogok atau siswa yang memanfaatkan jabatan orang tua agar ia masuk jurusan IPA. Ini merupakan tindakan-tindakan yang harus disikapi tegas oleh pihak sekolah serta pihak yang berwenang.

Di SMAN 02 Makassar sendiri, di kelas XI/2, jurusan IPA terdiri dari 7 kelas sedang jurusan IPS hanya ada 2 kelas saja, itu pun dalam satu kelas hanya terisi 20-an siswa. Perbedaan tersebut terlihat sangat mencolok. Disisi lain, dengan status jurusan IPS sebagai jurusan buangan, para siswa yang ada di jurusan IPS akan kehilangan harapan untuk maju karena sudah merasa terbuang dan di cap sebagai anak bodoh. Mereka merasa bahwa belajar itu tidak ada gunanya lagi dan hanya membuang waktu saja. Alhasil, keinginan mereka untuk maju dan berkembang pudar.

Di sinilah peran pemerintah dalam membenahi sistem pendidikan kita di Indonesia. Dalam kasus seperti ini, diharapkan pemerintah mampu membuat langkah yang cepat dan cermat dalam menindaklanjuti sistem pendidikan terutama Sekolah Menegah Atas ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri komentar...